Ecole Francaise d’Extreme-Orient Dan PPAN Survey Situs Tridonorejo, Bonang - Demak

  • Oct 28, 2019
  • Desa Tridonorejo

Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) dan Ecole Francaise d’Extreme-Orient (EFEO) melakukan proyek kerjasama untuk melakukan survey terkait penelitian arkeologi situs Hindu – Budha di desa Tridonorejo, Bonang, Kab Demak, yang kemudian situs tersebut dinamakan Situs Tridonorejo. EFEO sendiri merupakan sebuah lembaga penelitian arkeologi dari Perancis untuk Asia, dimana dalam penelitian pada Situs Tridonorejo ini dipimpin oleh Dr. Veronique Degroot sementara untuk PPAN dipimpin oleh Agustiyanto Indrajaya. Dalam wawancara dengan jurnalis Menaranews, Dr Degroot menyampaikan bahwa sudah beberapa tahun ini melakukan proyek untuk survey Hindu-Budha di Jawa Tengah, dimana pada bulan Juli lalu sudah melakukan survey di Kab Demak, dan setelah meyakini ada 2 titik penggalian situs, maka sejak 16 Agustus 2019 kembali ke Demak untuk melanjutkan penggalian hingga 26 Agustus 2019. “Dari survey tersebut kami menemukan beberapa bongkahan batu bata yang akan kami teliti kembali, apakah itu masuk situs peninggalan Hindu-Budha ataukah sudah masuk masa kerajaan Islam,” ucap berkebangsaan Belgia yang fasih berbahasa Indonesia ini. Penggalian tersebut bertujuan untuk mencari informasi apapun terkait fungsi dan tanggal dari situs Tridonorejo, sementara untuk pencapaian yang sudah didapatkan hingga saat ini, menurut Dr. Degroot adalah, dengan ditemukannya 2 kotak penggalian (sasaran penggalian) dalam satu bidang sawah, namun salah satu diantaranya sudah mulai rusak dikarenakan alam atau kesalahpahaman penduduk terhadap makna dari situs tersebut. “Seperti misalnya karena tidak tahu bahwa itu adalah suatu situs dan dianggap adalah bata biasa, maka digunakan untuk membangun rumah dan sebagainya,” ucapnya Ditempat yang sama Agustiyanto Ketua Tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menyampaikan, bahwa di area yang digali tersebut, dahulunya merupakan daerah yang pada zaman dahulu merupakan daerah yang padat penduduk. “Pada awal tahun 70 an 80 saya kira sudah banyak yang tahu bahwa disana ada susunan bata atau tembikar, hanya saja penelitian yang mendalam belum dilakukan,” ucap Agustiyanto. Maka dari itu, lanjutnya, kami kembali datang untuk mendapatkan temuan yang menarik dan mendalam dari Situs Tridonorejo, dan dari situs tersebut belum melihat ada tanda jejak dari peninggalan dari Kerajaan Demak, tapi lebih ke peninggalan Hindhu Budha, dimana target pengalian adalah daerah sepanjang pantura dengan ditekankan pada Batang dan Demak. Terkait Situs Tridonorejo Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Demak yang diwakili oleh Ahmad Widodo, menyampaikan bahwa sesuai dengan misi dinas yang merujuk pada UU no 11 tahun 2010 semua orang wajib menjaga kelestarian budaya. “Pengembangan akan situs tersebut akan dimanfaatkan untuk edukasi wisata yang merupakan wewenang dari Dinas Pariwisata kerjasama dengan desa terkait,” pungkas Widodo. (ags/Pemdes Tridonorejo)